Proxinet Anambas menyediakan layanan Wifi untuk Anda, Harga Terjangkau, Hubungi 0812-7730-6663 BMK 1957 Kepri Tolak Keras Penundaan Musda Golkar, Kader Arus Bawah Merasa Dipermainkan

BMK 1957 Kepri Tolak Keras Penundaan Musda Golkar, Kader Arus Bawah Merasa Dipermainkan

Ketua BMK 1957 Provinsi Kepri, Jufri Helmi

Tanjungpinang - Barisan Muda Kosgora (BMK) 1957 Provinsi Kepulauan Riau menyatakan penolakan keras terhadap penundaan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Kepri yang semula dijadwalkan berlangsung pada Minggu (16/11) di Aston Hotel, Kota Tanjungpinang.

Keputusan penundaan Musda yang diumumkan secara mendadak membuat internal Golkar di Kepri memanas. Para kader yang sudah jauh hari mempersiapkan diri merasa kecewa, termasuk BMK 1957 yang menjadi salah satu organisasi sayap aktif di daerah.

Ketua BMK 1957 Kepri, Jufri Helmi, menegaskan bahwa penundaan Musda ini merupakan tindakan yang tidak mencerminkan profesionalitas partai. Ia menilai penundaan tanpa alasan jelas merupakan bentuk ketidakpastian yang merugikan kader di daerah.

“Jangan permainkan kader di daerah. Musda ini bukan acara kecil yang bisa dijadwalkan sesuka hati. Banyak kader sudah datang, sudah menanggung biaya, sudah menyiapkan agenda. Lalu tiba-tiba dibatalkan begitu saja? Ini sangat tidak menghargai perjuangan kami,” tegas Jufri.

Ia menambahkan, BMK 1957 sebagai barisan kaum muda Golkar tidak ingin partai terkesan dikelola secara tidak serius. Menurutnya, keputusan penting seperti Musda harusnya dijaga kredibilitasnya, bukan membuat kader merasa diabaikan.

“Kami ingin Golkar tetap besar, tetap dihormati. Tapi bagaimana mungkin marwah partai terjaga kalau keputusan strategis justru dilakukan dengan cara yang mengerdilkan semangat kader?” lanjut Jufri.

Penundaan Musda ini juga menimbulkan reaksi keras dari kader arus bawah Golkar Kepri. Mereka menilai DPP telah memberi sinyal buruk seolah-olah suara kader tidak penting dalam proses pengambilan keputusan.

Kader arus bawah menyebut penundaan Musda tanpa alasan kuat merupakan tindakan yang menyakitkan. Bahkan, sebagian menilai seolah-olah DPP mempermainkan kader daerah yang sudah datang jauh-jauh untuk mengikuti agenda partai.

Menurut mereka, keputusan sepenting Musda seharusnya tidak diubah di menit-menit akhir. Selain membuat kecewa, tindakan itu dianggap mencederai semangat demokrasi internal Golkar.

Kader arus bawah juga mengingatkan bahwa Musda merupakan forum tertinggi di tingkat provinsi yang harusnya dihormati, bukan ditunda hanya berdasarkan pertimbangan sepihak.

Pada Musda Golkar Kepri kali ini, nama Anggota DPR RI Rizki Faisal memang mencuat kuat sebagai kandidat Ketua Golkar Kepri. Dukungan terhadap Rizki datang dari berbagai daerah dan struktur arus bawah.

Kader menilai Rizki merupakan sosok yang dekat dengan akar rumput dan memiliki rekam jejak panjang di Partai Golkar, termasuk tiga periode di DPRD Kepri sebelum duduk di Senayan.

Dengan menguatnya nama Rizki Faisal, berbagai kader menilai dinamika politik internal Golkar Kepri semakin tinggi, sehingga penundaan Musda memunculkan berbagai spekulasi yang tidak sehat bagi partai.

BMK 1957 Kepri menegaskan bahwa Musda harus segera digelar kembali tanpa ada manuver tambahan yang dapat memperkeruh suasana.

“Mau siapa pun yang maju, biarkan forum Musda yang menentukan. Jangan ada permainan di luar aturan. Golkar harus kembali pada marwahnya sebagai partai yang menjunjung demokrasi,” tutup Jufri. (Ayd)

Lebih baru Lebih lama