Proxinet Anambas menyediakan layanan Wifi untuk Anda, Harga Terjangkau, Hubungi 0812-7730-6663 Saat Musik Dangdut Mulai Dilupakan, Tarempa Barat Tampil Melestarikannya

Saat Musik Dangdut Mulai Dilupakan, Tarempa Barat Tampil Melestarikannya

Festival Dangdut Tarempa Barat.

Anambas - Desa Tarempa Barat membuat bangga Kabupaten Anambas karena berhasil mempertahankan dan melestarikan musik dangdut di tengah masyarakat.

Upaya ini dilakukan melalui penyelenggaraan Festival Dangdut Tarempa Barat (FDTB) yang digelar di Pelataran Pelabuhan Nelayan Tanjung.

Festival ini menjadi ruang bagi warga untuk menikmati kembali musik dangdut yang belakangan mulai jarang terdengar di berbagai kegiatan masyarakat.

Momen ini juga menjadi ajang bagi generasi muda untuk mengenal lebih jauh musik dangdut yang merupakan bagian dari budaya Indonesia.

Seiring waktu, musik dangdut mulai terpinggirkan oleh jenis musik modern seperti hip hop, musik timur, pop, hingga rock.

Perubahan selera masyarakat terutama kalangan muda membuat dangdut perlahan dianggap kurang menarik.

Melihat kondisi itu, Desa Tarempa Barat berinisiatif menghidupkan kembali dangdut melalui festival tahunan yang kini sudah mulai dikenal masyarakat luas.

Kehadiran festival ini diharapkan dapat menjadi pemantik agar musik dangdut tetap mendapat tempat di hati warga.

Kepala Desa Tarempa Barat, Asmarandi, mengatakan bahwa ada 20 peserta yang ikut serta dalam festival kali ini. Mereka berasal dari berbagai desa dan kecamatan di Anambas.

Menurutnya, antusiasme peserta menunjukkan bahwa dangdut masih memiliki penggemar kuat yang siap tampil dan berkompetisi secara sehat.

Bahkan beberapa peserta sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari untuk mengikuti lomba ini.

Asmarandi menambahkan bahwa festival ini bukan hanya sebatas ajang hiburan, tetapi juga bentuk nyata pelestarian budaya.

Dengan adanya kegiatan rutin seperti ini, masyarakat kembali diingatkan bahwa dangdut adalah bagian dari jati diri musik Indonesia.

Ia juga berharap festival dapat meningkatkan bakat-bakat baru di bidang tarik suara.

Banyak anak muda Anambas yang memiliki kemampuan menyanyi, namun belum memiliki ruang untuk menunjukkan bakat mereka.

Selain itu, FDTB juga diharapkan mampu menjadi magnet wisata lokal. Kegiatan seni dan budaya seperti ini terbukti dapat menarik minat warga dari luar desa untuk datang menyaksikan langsung suasana festival.

Festival yang digelar di pelataran pelabuhan memberikan suasana berbeda bagi para penonton.

Dengan latar laut dan aktivitas nelayan, penampilan peserta menjadi lebih menarik dan hidup.

Panitia juga menyiapkan panggung sederhana namun meriah, lengkap dengan tata suara yang memadai untuk mendukung kualitas penampilan peserta.

Warga tampak antusias menyaksikan jalannya festival sejak sore hari.

Selain lomba menyanyi, festival ini juga menjadi ajang silaturahmi antarwarga.

Banyak pengunjung yang datang bersama keluarga untuk menikmati hiburan sambil membeli jajanan yang dijual di sekitar lokasi.

Asmarandi berharap festival ini dapat terus berlanjut setiap tahun agar memberikan ruang kreatif bagi masyarakat.

Ia menegaskan bahwa pelestarian budaya tidak bisa dilakukan hanya sekali, tetapi harus berkesinambungan.

Menurutnya, menjaga keberadaan musik dangdut bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga masyarakat.

Dengan saling mendukung, musik dangdut akan tetap hidup di tengah serbuan musik modern.

Festival Dangdut Tarempa Barat diharapkan menjadi contoh bagi desa-desa lain di Anambas untuk mengangkat kembali budaya lokal masing-masing.

Dengan begitu, keberagaman budaya di Anambas dapat terus terjaga dan berkembang. (Ayd)

Lebih baru Lebih lama