Proxinet Anambas menyediakan layanan Wifi untuk Anda, Harga Terjangkau, Hubungi 0812-7730-6663 Benjolan di Kulit, Beban di Hati: Ancaman Frambusia di Tanjungpinang dan Batam

Benjolan di Kulit, Beban di Hati: Ancaman Frambusia di Tanjungpinang dan Batam

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepri, Mohammad Bisri

Tanjungpinang – Seorang anak duduk di teras rumahnya di Tanjungpinang, mengusap pelan benjolan kecil yang muncul di lengannya. 

Ia menatap teman-temannya yang sedang berlari riang di jalan depan rumah. 

Ingin ikut, tapi ragu. Benjolan itu terasa sakit, kadang perih, dan membuatnya malu jika ada yang bertanya. Luka kecil itu bernama frambusia.

Bagi sebagian orang, istilah frambusia mungkin terdengar asing. 

Namun di Kepulauan Riau, penyakit yang disebabkan bakteri treponema pertenue ini masih menjadi ancaman nyata, terutama bagi anak-anak. 

Penyakit menular kronis ini bukan sekadar menyerang kulit, tapi juga bisa merusak tulang dan tulang rawan. 

Lebih dari itu, ia merampas rasa percaya diri dan kebebasan bermain di masa kecil.

Kabar baiknya, lima kabupaten di Kepri telah dinyatakan bebas dari frambusia oleh Kementerian Kesehatan. 

Namun dua kota besar, Batam dan Tanjungpinang, masih harus bersabar. 

Belum ada keputusan “bebas”, karena keduanya masih dalam tahap pemantauan ketat.

“Dari tujuh kabupaten/kota, ada lima yang sudah bebas frambusia. Sedangkan Tanjungpinang dan Batam masih dipantau,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kepri, M. Bisri, Selasa (26/8).

Bagi pemerintah, status ini mungkin sekadar hasil asesmen. Tapi bagi anak-anak yang terinfeksi, status itu adalah garis tipis antara masa depan cerah dan masa depan yang terhambat luka.

Frambusia menular dengan mudah, cukup melalui kontak luka terbuka dari satu anak ke anak lain. 

Gejalanya sering dianggap sepele: hanya benjolan kecil di kulit. 

Namun tanpa penanganan, luka ini bisa melebar, menahun, bahkan memengaruhi kehidupan sosial anak yang mengalaminya.
Itulah sebabnya, perjuangan melawan frambusia tidak boleh berhenti. 

Pemerintah daerah, tenaga kesehatan, sekolah, hingga keluarga memiliki peran besar menjaga agar luka kecil itu tidak menjadi duka besar. 

Pola hidup bersih, pemeriksaan dini ke puskesmas, dan pengobatan tepat waktu adalah senjata utama.

Lebih dari sekadar capaian administratif, bebas frambusia adalah hadiah terbesar untuk generasi muda Kepri: kesempatan tumbuh sehat, percaya diri, dan bahagia tanpa dibayangi luka.

Karena setiap benjolan kecil di kulit seorang anak, sesungguhnya adalah panggilan bagi kita semua untuk peduli. (ron)

Lebih baru Lebih lama