![]() |
Ketua DPW PKS Kepri terpilih, Suryani |
Batam – Hidup terkadang membawa manusia pada jalan yang tak pernah diduga.
Begitu pula dengan perjalanan seorang Suryani. Dari sosok sederhana yang pernah bekerja sebagai buruh di kawasan industri Mukakuning, kini ia berdiri sebagai nakhoda baru Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Kepulauan Riau.
Tangis bahagia tak bisa disembunyikan saat ia resmi menggantikan Bakhtiar untuk memimpin PKS Kepri selama lima tahun ke depan.
Perjalanan panjang penuh air mata, kegagalan, dan pengorbanan akhirnya terbayar dengan kepercayaan besar yang kini diembannya.
Suryani bukan orang baru di dunia politik. Namanya pernah harum di gedung DPRD Kepri, tempat ia mengabdi selama empat periode.
Ia juga sempat melangkah lebih jauh ketika maju dalam Pemilihan Gubernur Kepri tahun 2020 mendampingi Isdianto.
Walau takdir berkata lain, keberanian itu meninggalkan jejak mendalam bahwa ia bukan perempuan yang mudah menyerah.
Rasa sedih itu kembali hadir saat Pemilihan DPR lalu. Suryani meraih suara terbanyak di PKS, namun tak cukup membawa dirinya duduk di kursi parlemen nasional. Baginya, itu bukan akhir.
“Kegagalan hanya cara Tuhan menguatkan langkah kita,” ujarnya lirih, mengingat masa-masa berat itu.
Kini, dengan keyakinan penuh, Suryani menegaskan akan menjadikan PKS sebagai partai terbesar di Kepulauan Riau, bahkan menyalip dominasi Gerindra pada tahun 2029.
Sebuah target besar yang ia susun dengan hati-hati. Mesin-mesin partai mulai dirapikan, kader-kader ditempa agar tak hanya menjadi penggerak, tapi juga calon pemimpin masa depan.
“Setiap kader PKS harus siap menjadi kepala daerah atau wakil kepala daerah. Kita harus menyiapkan generasi yang tangguh,” tegasnya dengan mata berbinar.
Di balik suara tegas itu, ada kisah getir seorang perempuan yang pernah merasakan kerasnya hidup sebagai buruh.
Kini, ia berdiri sebagai simbol harapan baru, bukan hanya bagi PKS, tapi juga bagi banyak perempuan yang bermimpi bisa menembus dunia politik.
Suryani adalah bukti bahwa air mata bisa berubah menjadi kekuatan, kegagalan bisa menjelma menjadi pelajaran, dan jalan terjal bisa mengantarkan seseorang menuju puncak yang lebih tinggi. (Ron)