Proxinet Anambas menyediakan layanan Wifi untuk Anda, Harga Terjangkau, Hubungi 0812-7730-6663 Pelukan Hangat di Tengah Laut: Kisah Ayah dan Anak yang Hampir Tenggelam di Batu Lepe

Pelukan Hangat di Tengah Laut: Kisah Ayah dan Anak yang Hampir Tenggelam di Batu Lepe

Korban, Hibatullah Ariq (11) saat diperiksa oleh tim medis RSUD Tarempa ditemani sang ayah Desrianto (49) dan BPBD serta TNI AL.

Anambas - Minggu pagi (24/8), langit Tarempa Barat masih teduh ketika Desrianto (49) mengajak putra kecilnya, Hibatullah Ariq (11), ke laut.

Dengan sebuah jongkong—perahu kayu sederhana yang sudah menemaninya bertahun-tahun mencari ikan—ayah dan anak ini berangkat dari Pasir Putih sekitar pukul 07.00 WIB.

Bagi Ariq, ikut sang ayah melaut bukan sekadar membantu. Itu adalah kebahagiaan.

Duduk berdampingan, menebar kail, mendengar cerita-cerita bapaknya tentang laut yang tak pernah habis memberi kehidupan.

Waktu berjalan cepat. Hampir lima jam mereka di atas laut, ikan sudah cukup memenuhi wadah.

Sang ayah pun memutuskan pulang. Namun, siapa sangka, perjalanan pulang itu hampir merenggut nyawa keduanya.

Sekitar pukul 11.45 WIB, gelombang datang tiba-tiba dari arah buritan. Jongkong kecil yang mereka tumpangi oleng, lalu terbalik. Jangkar yang tersangkut karang membuat perahu semakin sulit dikendalikan.

Di tengah air asin yang menyesakkan dada, Desrianto hanya memikirkan satu hal: anaknya.

Dengan sekuat tenaga ia memeluk Ariq, menjaga bocah itu agar tetap berada di atas perahu yang terbalik.

Ariq menangis, ketakutan. Namun sang ayah berusaha menenangkannya, meski tubuhnya sendiri gemetar melawan arus.

“Pegang, Nak… jangan lepaskan tangan Bapak…” suara parau itu mungkin akan selalu teringat di hati Ariq.

Beruntung, di kejauhan ada warga yang melihat. Tanpa menunggu lama, kabar itu segera sampai ke BPBD Anambas.

Tim penyelamat datang secepat mungkin. Saat ditemukan, ayah dan anak itu masih bertahan di atas perahu terbalik, tubuh basah, wajah pucat, namun tetap saling berpegangan.

“Alhamdulillah, keduanya berhasil kita selamatkan dan langsung dibawa ke RSUD Tarempa untuk dicek kesehatannya. Kondisi mereka sehat, lalu dipulangkan,” ujar Wira, Sekretaris BPBD Anambas.

Kabar selamat itu bagai tangis lega bagi keluarga di rumah. Ariq bisa kembali memeluk ibunya, dan Desrianto masih bisa pulang sebagai ayah yang utuh.

Namun pengalaman di Batu Lepe itu tentu akan menjadi luka dan pelajaran yang tak terlupa.

Wira pun mengingatkan, laut tidak selalu bersahabat. “Kami menghimbau masyarakat agar lebih berhati-hati. Perhatikan cuaca sebelum melaut. Jika kondisi tidak memungkinkan, sebaiknya ditunda.”

Di perairan luas Batu Lepe, kisah ini meninggalkan jejak. Tentang seorang ayah yang rela mempertaruhkan nyawanya demi anak. Tentang pelukan yang menyelamatkan, meski di tengah terjangan ombak. (byu)

Lebih baru Lebih lama