Proxinet Anambas menyediakan layanan Wifi untuk Anda, Harga Terjangkau, Hubungi 0812-7730-6663 Tangisan di Desa Ladan: Dua Bocah Lolos dari Runtuhan Dinding Beton

Tangisan di Desa Ladan: Dua Bocah Lolos dari Runtuhan Dinding Beton

Petugas gabungan saat mengevakuasi pelajar yang tertimpa dinding rumah di Desa Ladan. Foto: Polsek Palmatak

Anambas – Minggu, siang itu, (24/8), suasana Desa Ladan, Kecamatan Palmatak, mendadak mencekam. 

Teriakan panik warga pecah, ketika sebuah dinding beton rumah setinggi tiga meter ambruk menimpa dua bocah yang sedang asyik bermain handphone.

Kedua bocah itu adalah Muhammad Rizky (13) dan sahabatnya, Marthin Bagas (12). 

Tak ada yang menyangka, waktu bermain sederhana berubah menjadi detik-detik menegangkan yang hampir merenggut nyawa mereka.

Angin kencang yang bertiup sejak pagi membuat dinding beton rumah milik Jempriden (55), ayah Rizky, tak kuat menahan. 

Dalam hitungan detik, dinding itu roboh dan menghantam tubuh dua bocah yang tak sempat menghindar.

“Saat dinding roboh, anak-anak ini sempat berusaha lari, tapi terlambat. Mereka tertimpa dinding,” kata Kapolsek Palmatak, Iptu Kristrian dengan nada prihatin.

Kondisi keduanya membuat warga yang menyaksikan tak kuasa menahan haru. Darah mengalir dari kepala, mulut, hidung, hingga telinga. 

Namun, keajaiban kecil hadir di tengah kepanikan itu. Meski luka-luka, Rizky dan Bagas masih dalam keadaan sadar ketika dievakuasi.

“Kami langsung membawa mereka ke Puskesmas Palmatak untuk mendapat pertolongan. Kalau kondisinya stabil, akan dirujuk ke RSUD Tarempa karena fasilitas medis di Palmatak masih terbatas,” jelas Kristian.

Di tengah rasa syukur karena nyawa anak-anak itu masih bisa diselamatkan, keluarga juga harus menerima kenyataan pahit: dinding rumah roboh dengan kerugian mencapai Rp20 juta.

Musibah ini menjadi pengingat bagi banyak orang. Bahwa cuaca ekstrem bisa membawa bahaya kapan saja, bahkan di tengah aktivitas sederhana. 

Kapolsek mengingatkan, masyarakat perlu memastikan pondasi dan bangunan rumah benar-benar kokoh, agar tidak menelan korban di kemudian hari.

Bagi Rizky dan Bagas, luka di tubuh mereka mungkin akan sembuh. Namun, trauma dari peristiwa ini bisa saja melekat lama. 

Warga Desa Ladan hanya bisa berharap, kedua bocah ini segera pulih, kembali bermain dan tertawa seperti anak-anak lain seusia mereka.

Di tengah doa dan simpati yang terus mengalir, satu harapan besar pun tumbuh: semoga kejadian ini menjadi yang terakhir, dan masyarakat Anambas selalu terlindung dari musibah serupa. (byu)

Lebih baru Lebih lama