Proxinet Anambas menyediakan layanan Wifi untuk Anda, Harga Terjangkau, Hubungi 0812-7730-6663 PENDAKI FOMO? GAK PAPA, ASAL BENER!

PENDAKI FOMO? GAK PAPA, ASAL BENER!

Muhammad Zilal Al Haq
Mahasiswa STEI SEBI

Innalilahi Wainnailaihi Rojiun.

Seorang pendaki meninggal dunia saat mendaki Gunung Gede Pangrango (30/8

Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Arief Mahmud, mengatakan awalnya pendaki berinisial AY mendaki Gunung Gede Pangrango bersama istri dan seorang porter pada Jumat (29/8/2025).

Menurut dia, ”sekitar pukul 15.30 WIB, pendaki tersebut tiba di Alun-alun Surya Kencana dan tertidur sampai pukul 19.47 WIB. Porter kemudian berinisiatif untuk mendirikan tenda pada pukul 20.00 WIB. Namun, AY tidak berkunjung bangun dari tidurnya. Diduga, pendaki pingsan karena pada pukul 20.35 WIB masih bernafas,” tuturnya.


Porter kemudian segera meminta bantuan kepada petugas dan volunteer untuk dilakukan evakuasi. Pada pukul 20.37 WIB, diputuskan dilakukan evakuasi.

 “Petugas dan volunteer GPO (Gede Pangrango Operation) mengirimkan delapan personel menyusul survivor pada pukul 20.42 WIB. Tim evakuasi tiba di lokasi Alun-alun Surya Kencana sekitar pukul 23.57 WIB,” terang Arief. 

Porter pun segera mengecek kondisi pendaki tersebut dan didapati masih bernafas.

Terdapat 25 petugas evakuasi yang dikerahkan, mereka terbagi menjadi empat tim yang menuju Alun-alun Surya Kencana secara bertahap. 

Petugas dan volunteer GPO meminta arahan lebih lanjut karena kondisi survivor tak kunjung membaik.

‘Pada Sabtu (30/8) sekitar pukul 03.00 WIB, tim evakuasi menginformasikan pendaki berinisial AY telah meninggal dunia,” kata Arief. 

Jenazahnya kemudian dibawa ke RSUD Cimacan untuk dilakukan otopsi. Arief tidak menyebutkan penyebab meninggalnya pendaki tersebut. 

Salah satu pemilik basecamp menyebut bahwa ini adalah pengalaman pertama AY mendaki gunung, dan ia melakukannya karena diajak oleh istrinya yang sudah lebih berpengalaman.

Tragedi ini menjadi pengingat bahwa mendaki gunung bukan sekadar aktivitas rekreasi, melainkan kegiatan yang membutuhkan kesiapan fisik, mental, dan perlengkapan yang memadai. 

Kejadian serupa juga pernah terjadi sebelumnya, seperti kasus pendaki asal Brasil yang meninggal di Gunung Rinjani.

Bagi pendaki pemula, pemahaman menyeluruh mengenai aspek-aspek pendakian sangat penting agar pengalaman mendaki tidak berubah menjadi malapetaka.

Berikut panduan persiapan mendaki gunung agar setiap langkahmu menuju puncak terasa aman dan menyenangkan:

1. Mempersiapkan Kesehatan Fisik dan Mental
- Lakukan olahraga rutin 10–14 hari sebelum mendaki, seperti jogging, naik-turun tangga, latihan beban ringan, pull-up, atau squat jump.
- Hindari begadang dan jaga pola tidur.
- Siapkan mental: jangan takut hal mistis, tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak alam, tidak melakukan vandalisme, dan menjaga etika selama pendakian.

2. Riset Gunung Tujuan
- Pilih gunung dengan tingkat kesulitan sesuai kemampuan, khususnya bagi pemula.
- Periksa prakiraan cuaca. Jika cuaca diprediksi buruk (hujan lebat atau kabut tebal), lebih baik tunda pendakian.
- Pahami peraturan basecamp dan jalur pendakian.

3. Mempersiapkan Peralatan & Logistik Mendaki
Peralatan yang wajib dibawa:
• Jaket tebal
Gunakan sistem layering dalam berpakaian:
- Base Layer: polyester atau merino wool
- Mid Layer: fleece atau bahan penghangat sintetis/natural (seperti bulu angsa)
- Outer Layer: windbreaker, hardshell waterproof, dan windproof
• Tenda & matras
• Headlamp
• P3K
• Sleeping bag
• Jas hujan
• Trash bag
• Sarung tangan & pakaian ganti
• Sepatu gunung
• Kompor & nesting
• Logistik makanan & minuman

- Pilih Makanan Ringan, Bergizi, dan Mudah Dimasak
Hindari makanan berat yang sulit dicerna, seperti makanan berlemak tinggi.
Gunakan makanan instan bernutrisi tinggi seperti oatmeal, protein bar, dan kacang-kacangan

- Bawa Camilan yang Kaya Energi
Cokelat, granola, dan kurma dapat memberikan energi instan saat lelah

- Minum Air Secara Teratur
Jangan tunggu haus, minum setidaknya 500ml setiap 1-2 jam

- Atur Jadwal Makan Sesuai Rute dan Kondisi Cuaca
Jika cuaca ekstrem, hindari berhenti terlalu lama dan pilih makanan yang bisa dikonsumsi cepat.

- Gunakan Teknik “Makan Sedikit Tapi Sering”

Jangan menunggu lapar, makan dalam porsi kecil namun sering agar energi tetap stabil

Mengingat mendaki gunung termasuk aktivitas berat, hanya perlu membawa barang secukupnya dan sekiranya diperlukan agar tidak menambah beban.

4. Manajemen Pendakian
• Sarapan sebelum mulai mendaki
• Lakukan pemanasan/stretcing
• Hindari mendaki saat gelap
• Kelola waktu istirahat dan makan
• Atur pernapasan: hirup lewat hidung 2 langkah, buang lewat mulut 2 langkah
• Jangan memaksakan diri jika tubuh merasa lelah
5. Waspadai Jalur
• Medan pendakian bisa berupa jalur licin, bebatuan, atau akar pohon yang menyembul.
• Selalu waspada dan hati-hati agar tidak cedera atau terjatuh.

“Jangan takut dibilang fomo, karena semua pendaki sama-sama pemula atau awalnya ikut-ikutan, tapi takutlah jikalau mendaki gunung cuman mau enaknya doang tanpa memperhatikan apa yang harus dipersiapkan dan dipahami.”

Semua pendaki berawal dari pemula. Tapi yang membedakan adalah kemauan untuk belajar dan tanggung jawab terhadap keselamatan diri sendiri dan orang lain. Jangan sampai pendakian yang seharusnya membawa kedamaian dan keindahan justru berakhir dengan tragedi karena kelalaian.


Mari jadikan setiap pendakian sebagai proses belajar, mendekatkan diri kepada alam dan Tuhan, dan bukan hanya sekadar ajang pamer atau ikut-ikutan. Hargai alam, siapkan diri, dan selalu utamakan keselamatan.

Lebih baru Lebih lama