![]() |
Tiga pelajar SMA Negeri 1 Tanjungpinang yang berhasil masuk final kompetisi di ITB. Foto: Sutana |
Tanjungpinang - Sebanyak tiga orang pelajar SMA Negeri 1 Tanjungpinang mengikuti ajang Olimpiade Geografi dan Geosains tingkat nasional. Olimpiade ini diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Ketiga siswa tersebut ialah Muhammad Arsyad Halim, Abrian Octario, dan Ibnu Arya Suta, yang akan mempresentasikan karya ilmiah mereka secara langsung dalam babak final yang berlangsung di ITB pada Jumat (4/7) kemarin.
Tahun ini, tema besar yang diusung yakni Facing the Climate Crisis: Innovations from Young Minds. Tim dari SMA Negeri 1 Tanjungpinang memilih sub-tema kelima, yaitu “The Search for Habitable Worlds Beyond Our Own”.
Sutana, satu diantara orang tua pelajar tersebut berharap anaknya dan dua pelajar lainnya dapat membawa hasil yang memuaskan dalam olimpiade itu.
"Mudah-mudah bisa menang. Kami minta doa, agar anak-anak ini bisa memenangkan ajang Olimpiade tingkat nasional," kata Sutana.
Olimpiade tingkat nasional ini, kata dia bertujuan untuk menumbuhkan kepedulian dan pemahaman pelajar terhadap isu-isu geografi, kebumian, serta tantangan perubahan iklim global.
"Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa pelajar dari daerah pun mampu bersaing di tingkat nasional", pungkasnya.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Tanjungpinang, Daman Huri membenarkan bahwa ada tiga pelajarnya yang pergi ke Bandang, untuk mengikuti olimpiade Geografi dan Geosains di ITB.
Namun, kata dia ketiga anak tersebut mengikuti ajang tersebut secara mandiri, tampa ditanggung biaya dari pihak sekolah. Hal ini, disebabkan perlombaan tersebut bukan ajang yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan.
"Biayanya tidak ditanggung karena bukan program sekolah. Nah kami sampaikan ke anak memang harus mandiri," kata Darman kepada Batam Pos.
Ia menerangkan, bahwa pelajar SMA 1 Tanjungpinang itu memang kerap mencari ajang perlombaan yang diumumkan melalui media sosial. Sehingga, pihaknya baru mengetahui ada pelajarnya yang mengikuti suatu perlombaan, ketika sudah memasuki babak final.
Pihak sekolah, saat ini memang tidak bisa menanggung biaya operasional ketiga pelajar tersebut. Terlebih, saat ini sekolah negeri jenjang SMA dan SMK di Kepri tidak boleh memungut SPP lagi.
"Nah kalau dulukan ada SPP, bisa kita alokasikan. Karena penggunaan SPP tidak sedetail seperti pengeluaran Dana Bos. (Tiga pelajar) juga sudah menghadap, memang sekarang kita tidak bisa biayai," pungkasnya. (mael)
Tags
Tanjungpinang