Anambas - Di sebuah sudut kampung di Anambas, seorang nenek berusia lebih dari 70 tahun duduk di beranda rumah kayunya.
Dengan tatapan kosong, ia mengenang masa lalu saat masih kuat bekerja di laut.
Kini, tubuhnya renta, dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia hanya bisa mengandalkan belas kasih anak atau tetangga.
Nenek itu adalah satu dari 600 lansia yang sebentar lagi akan menerima insentif dari pemerintah daerah.
Dinas Sosial Kabupaten Anambas memastikan bahwa program insentif lansia segera dijalankan.
Kepala Dinsos, Usman, menyampaikan bahwa penyaluran dimulai pada Desember mendatang setelah seluruh administrasi selesai.
Masing-masing penerima akan mendapat Rp 400 ribu per bulan.
“Desember nanti kita salurkan sekaligus tiga bulan, jadi lansia akan menerima Rp 1,2 juta. Semoga ini sedikit meringankan beban hidup mereka,” kata Usman, dengan suara bergetar seolah ikut merasakan beratnya hidup para orang tua di usia senja.
Kriteria penerima insentif juga sangat ketat. Mereka yang berhak adalah warga berusia di atas 60 tahun, masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), dan tidak pernah menerima bantuan apapun.
Semua itu untuk memastikan bahwa mereka yang paling membutuhkan bisa tersentuh.
“Kami tidak ingin ada yang terlewat, apalagi lansia yang benar-benar hidup sendiri dan susah. Program ini adalah janji yang harus ditepati, dan juga amanah kemanusiaan,” ujar Usman, menekankan dengan nada penuh empati.
Bupati Anambas, Aneng, mengaku bersyukur program ini akhirnya bisa segera berjalan.
Baginya, perhatian kepada lansia bukan sekadar kebijakan, melainkan bentuk penghormatan pada mereka yang sudah melewati jalan panjang kehidupan.
“Alhamdulillah, satu per satu janji politik segera terealisasi. Insentif ini memang tidak seberapa, tetapi setidaknya pemerintah hadir untuk orang tua kita. Mereka berhak dihargai, berhak merasakan sentuhan kasih dari negara di masa tuanya,” kata Aneng, penuh kelembutan.
Ia juga menegaskan agar Dinsos berhati-hati dalam mendata penerima.
Ia tak ingin ada kesalahan yang membuat bantuan justru salah sasaran.
“Jangan main-main dengan data. Saya ingin setiap rupiah sampai ke tangan lansia yang benar-benar membutuhkan. Menghargai orang tua adalah cara kita belajar menghargai kehidupan,” ucap Aneng dengan nada menyentuh hati.
Program ini memang tidak akan menghapus seluruh kesulitan yang dialami para lansia.
Namun, insentif itu menjadi secercah harapan, sebuah pesan bahwa mereka tidak dilupakan, dan negara masih hadir mendampingi langkah-langkah kecil mereka menuju senja.
Di wajah-wajah tua yang penuh keriput, ada senyum harapan yang perlahan tumbuh.
Rp 400 ribu per bulan mungkin hanya angka di atas kertas, tetapi bagi mereka, itu adalah wujud penghormatan, perhatian, dan kasih sayang yang lama dinantikan. (byu)
Tags
Anambas