Proxinet Anambas menyediakan layanan Wifi untuk Anda, Harga Terjangkau, Hubungi 0812-7730-6663 Pelukan Aneng Jadi Sumber Kekuatan Sinta Mengabdi Ke Masyarakat Lewat PKK Anambas

Pelukan Aneng Jadi Sumber Kekuatan Sinta Mengabdi Ke Masyarakat Lewat PKK Anambas

Bupati Anambas, Aneng memeluk istrinya Sinta usai mengukuhkannya sebagai Ketua PKK Anambas. Foto: Anambas Today

Anambas – Senyum hangat itu pecah di wajah Bupati Anambas, Aneng, saat ia merangkul erat istrinya, Shinta, usai mengukuhkannya sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Anambas. 

Di balik pelukan itu, tersimpan cerita panjang tentang cinta, pengorbanan, dan amanah yang tak ringan.

Di hadapan para undangan, Aneng tampak menahan haru. Ia mengaku, Shinta sebenarnya sempat menolak. 
“Awalnya dia bilang tidak mau. Katanya, cukup di rumah saja, urus anak-anak dan usaha keluarga,” kenang Aneng dengan suara bergetar.

Sebagai seorang istri, Shinta ingin fokus pada hal yang paling ia cintai: keluarga kecilnya. 

“Saya jadi Ketua Partai saja, kalau ada kegiatan partai, saya ajak dia, tapi dia tak mau ikut. Dia lebih memilih di rumah, menjaga anak-anak,” ucap Aneng.

Namun hidup selalu memberi ruang untuk peran yang lebih besar. Dorongan datang dari Istri Wakil Bupati, Kustiorini. Kata-kata sederhana, tapi penuh makna, membuat Shinta akhirnya membuka hati. 

“Jangan takut. Mengabdi lewat PKK itu bagian dari ibadah. Ada banyak ibu-ibu yang butuh disentuh dengan kasih,” begitu kira-kira wejangan yang akhirnya mengetuk relung hati Shinta.

Hari itu, pelukan suami menjadi simbol restu dan kekuatan baru. Aneng berdiri gagah, tetapi ucapannya sarat kelembutan. 

“PKK ini bukan sekadar organisasi. Ia adalah denyut hati keluarga-keluarga kita. Jaga hati masyarakat, berbaurlah, agar setiap program bisa diterima dengan tulus,” kata Aneng mantap.

Suasana hening sejenak, banyak pasang mata yang berkaca-kaca mendengarnya. Aneng lalu mengingatkan sesuatu yang dalam. 

“Mengelola organisasi tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Kita harus satu, tidak boleh saling sikut. Ingat, musuh di luar lebih mudah terlihat, tapi musuh di dalam lebih berbahaya,” pesannya, membuat hadirin mengangguk pelan.

Ia pun memberi garis tegas agar jabatan tidak dijadikan barang titipan. “Saya tegaskan, PKK ini bukan ruang untuk menitipkan jabatan. Jangan pernah lewat istri saya. Kalau ada urusan, lewat kami bertiga: Bupati, Wakil Bupati, dan Sekda,” ucapnya dengan suara berwibawa.

Sementara itu, Shinta yang baru saja disahkan, tampil sederhana. Matanya terlihat berkaca-kaca ketika menyampaikan amanah. 

“Jujur, ini bukan hal mudah bagi saya. Tapi saya percaya, bila kita bekerja bersama dengan hati, maka hasilnya akan indah,” katanya pelan, namun menyentuh.

Shinta menekankan salah satu prioritas penting: menekan angka stunting. Baginya, ini bukan sekadar program, tapi masa depan. 

“Anak-anak kita adalah pewaris negeri. Kalau gizinya buruk hari ini, maka rapuhlah bangsa esok hari. Kita tidak boleh biarkan itu terjadi,” tegas Shinta penuh semangat.

Ia juga mengingatkan bahwa PKK harus menjadi teladan nyata. “Kesejahteraan keluarga dimulai dari rumah kita sendiri. Kalau kita bisa membina diri dan keluarga dengan baik, maka masyarakat akan percaya dan mengikuti,” ucapnya mantap.

Hadirin tak sedikit yang mengusap air mata. Bukan hanya karena mendengar tekad Shinta, tapi karena melihat bagaimana cinta keluarga berpadu dengan tanggung jawab sosial. Sebuah amanah yang lahir dari hati, bukan sekadar jabatan.

Hari itu, Aneng dan Shinta tidak hanya memperlihatkan ikatan suami-istri, melainkan juga pasangan pejuang.

Mereka seakan memberi pesan bahwa cinta sejati adalah saling menguatkan, bahkan di tengah amanah yang berat.

Di Anambas yang jauh di perbatasan negeri, kisah itu menjadi oase. Bahwa setiap langkah pengabdian besar, selalu berawal dari ruang kecil bernama keluarga.

Dari pelukan sederhana, lahirlah tekad menjaga ribuan keluarga lainnya. Maka ketika matahari sore itu tenggelam di ufuk laut Tarempa, banyak hati yang terenyuh. 

Pelukan Aneng untuk Shinta bukan sekadar simbol kasih, tetapi janji: mereka akan berjalan bersama, mengabdi bersama, demi Anambas yang lebih sejahtera. (san)

Lebih baru Lebih lama