![]() |
Kepala Bakesbangpol Anambas, Herry Fakhrizal |
Anambas – Warga Pulau Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, kini harus menghadapi kondisi distribusi listrik yang memprihatinkan.
Wilayah yang menjadi pusat pemerintahan ini mengalami defisit daya listrik hingga 800 kilowatt (Kw).
Pasalnya, kapasitas listrik yang tersedia saat ini hanya 2.400 Kw, sementara kebutuhan normal masyarakat mencapai 3.200 Kw.
Situasi ini terungkap saat tim dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Anambas meninjau langsung Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Tarempa pada Sabtu (2/8).
“Dua mesin rusak, akibatnya defisit 800 Kw. Solusi sementara yang kami ambil adalah pemadaman bergilir,” ujar Kepala Bakesbangpol Anambas, Herry Fakhrizal, Minggu (3/8).
Berdasarkan analisis tim, kerusakan mesin MTU 3 disebabkan oleh korsleting pada gulungan dinamo yang menyebabkan panas berlebih hingga memicu kebakaran lokal.
Sementara itu, mesin MTU 4 rusak karena akumulasi panas dan gangguan sistem pelumasan yang mempercepat keausan mesin.
“Kedua mesin ini juga sudah berumur lebih dari 10 tahun, jadi sangat rentan rusak kalau tidak dirawat secara intensif,” tambah Herry.
Untuk mempercepat proses perbaikan, empat teknisi dari PLN Tanjungpinang telah dikirim ke Tarempa.
Diperkirakan perbaikan akan memakan waktu maksimal 10 hari, terhitung sejak 1 Agustus. Dampak dari kerusakan ini cukup dirasakan masyarakat.
Jika sebelumnya pemadaman hanya terjadi satu kali dalam sehari selama maksimal 3 jam, kini pemadaman dilakukan dua kali sehari, masing-masing selama 5 jam.
Artinya, warga harus bersiap menghadapi pemadaman listrik hingga 10 jam setiap harinya.
Pemerintah daerah mengimbau warga agar tetap bersabar dan menghemat pemakaian listrik selama masa perbaikan berlangsung.
Sementara itu, pemantauan dan penanganan terus dilakukan agar pasokan listrik dapat kembali normal secepatnya. (prk)
Wilayah yang menjadi pusat pemerintahan ini mengalami defisit daya listrik hingga 800 kilowatt (Kw).
Pasalnya, kapasitas listrik yang tersedia saat ini hanya 2.400 Kw, sementara kebutuhan normal masyarakat mencapai 3.200 Kw.
Situasi ini terungkap saat tim dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Anambas meninjau langsung Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Tarempa pada Sabtu (2/8).
“Dua mesin rusak, akibatnya defisit 800 Kw. Solusi sementara yang kami ambil adalah pemadaman bergilir,” ujar Kepala Bakesbangpol Anambas, Herry Fakhrizal, Minggu (3/8).
Berdasarkan analisis tim, kerusakan mesin MTU 3 disebabkan oleh korsleting pada gulungan dinamo yang menyebabkan panas berlebih hingga memicu kebakaran lokal.
Sementara itu, mesin MTU 4 rusak karena akumulasi panas dan gangguan sistem pelumasan yang mempercepat keausan mesin.
“Kedua mesin ini juga sudah berumur lebih dari 10 tahun, jadi sangat rentan rusak kalau tidak dirawat secara intensif,” tambah Herry.
Untuk mempercepat proses perbaikan, empat teknisi dari PLN Tanjungpinang telah dikirim ke Tarempa.
Diperkirakan perbaikan akan memakan waktu maksimal 10 hari, terhitung sejak 1 Agustus. Dampak dari kerusakan ini cukup dirasakan masyarakat.
Jika sebelumnya pemadaman hanya terjadi satu kali dalam sehari selama maksimal 3 jam, kini pemadaman dilakukan dua kali sehari, masing-masing selama 5 jam.
Artinya, warga harus bersiap menghadapi pemadaman listrik hingga 10 jam setiap harinya.
Pemerintah daerah mengimbau warga agar tetap bersabar dan menghemat pemakaian listrik selama masa perbaikan berlangsung.
Sementara itu, pemantauan dan penanganan terus dilakukan agar pasokan listrik dapat kembali normal secepatnya. (prk)
Tags
Anambas