![]() |
Kapolresta Barelang, Kombes Pol Zaenal Arifin |
Batam - Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, dunia maya diramaikan oleh unggahan tak biasa.
Beberapa warganet mengunggah foto bendera berwarna hitam bergambar tengkorak bertopi jerami—simbol bajak laut dari serial anime dan manga Jepang, One Piece.
Simbol itu dikenal sebagai Jolly Roger, lambang kelompok fiksi Topi Jerami yang dipimpin karakter Monkey D. Luffy.
Pengibaran bendera bajak laut itu bukan sekadar ekspresi fandom. Di tengah suasana nasionalisme yang biasanya ditandai dengan semarak Merah Putih, kemunculan simbol fiksi Jepang itu memantik polemik.
Sebagian publik menganggapnya sebagai bentuk kecintaan terhadap budaya pop.
Namun, tak sedikit pula yang menilai tindakan tersebut sebagai bentuk ketidaksopanan, bahkan provokatif, menjelang momen sakral kemerdekaan.
Kepala Kepolisian Resor Kota Barelang, Komisaris Besar Zaenal Arifin, angkat bicara. Menurutnya, tidak boleh ada bendera lain yang dikibarkan selain Merah Putih—apalagi bendera yang berasal dari cerita fiksi.
“Bendera Merah Putih adalah simbol negara. Tidak boleh dikalahkan atau digantikan oleh simbol budaya pop. Ini soal penghormatan kepada perjuangan para pahlawan,” ujar Zaenal, Minggu (3/8).
Ia mengatakan telah menginstruksikan seluruh jajaran kepolisian hingga tingkat Bhabinkamtibmas untuk mengawasi pengibaran bendera di lingkungan masyarakat.
Jika ditemukan bendera lain selain Merah Putih—termasuk bendera One Piece—akan segera diturunkan secara tegas.
“Kita ini di Batam, wilayah perbatasan dengan Singapura dan Malaysia. Jangan sampai aksi semacam ini menimbulkan kesalahpahaman atau mencederai semangat persatuan,” katanya.
Zaenal menegaskan bahwa semangat kemerdekaan harus diwujudkan dalam bentuk aksi positif dan sesuai aturan.
Salah satu caranya ialah dengan mengibarkan Merah Putih selama bulan Agustus, sebagaimana diatur pemerintah pusat.
“Ini bukan sekadar formalitas. Ini bentuk cinta Tanah Air. Kita hormati perjuangan pahlawan dengan simbol negara yang benar, bukan tokoh fiksi,” tegasnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk menyemarakkan bulan kemerdekaan melalui kegiatan yang membangun semangat kebangsaan. Mulai dari lomba antarwarga, pemasangan umbul-umbul, hingga kerja bakti.
“Mari kita isi HUT RI dengan kegiatan yang membangkitkan nasionalisme, bukan dengan simbol-simbol yang justru memicu kontroversi,” ujar perwira menengah yang juga pernah bertugas di luar negeri, antara lain di Hawaii, Prancis, Jerman, Inggris, dan Australia.
Ia menegaskan, pelanggaran terhadap aturan pengibaran bendera nasional tidak akan ditoleransi.
“Mengibarkan simbol selain Merah Putih saat HUT RI bisa dianggap melecehkan simbol negara. Kami tidak akan kompromi," tegasnya.
Zaenal memahami popularitas One Piece sebagai serial yang mengangkat tema petualangan dan kebebasan.
Namun menurutnya, penggunaan simbol bajak laut dalam konteks kenegaraan jelas tidak tepat, baik dari sisi norma sosial maupun hukum.
“Budaya pop silakan dinikmati. Tapi jangan dibawa ke ranah simbol negara,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, kepolisian belum menemukan adanya pengibaran bendera bajak laut One Piece di wilayah Batam. Situasi keamanan dan ketertiban, kata Zaenal, masih terkendali. (lih)
Tags
Batam