Proxinet Anambas menyediakan layanan Wifi untuk Anda, Harga Terjangkau, Hubungi 0812-7730-6663 Api Keadilan: Saat Sabu, Pakaian, dan Tipu Daya Hangus di Anambas

Api Keadilan: Saat Sabu, Pakaian, dan Tipu Daya Hangus di Anambas

Kajari Anambas, Budhi Purwanto bersama pejabat Pemkab Anambas memusnahkan barang bukti.

Anambas - Barang bukti hasil pidana yang sudah mendapat putusan akhir Mahkamah Agung akhirnya sampai pada garis penutup.


Kamis (25/9/2025), halaman Kejaksaan Negeri Kepulauan Anambas berubah menjadi tempat eksekusi terakhir bagi benda-benda yang pernah menjadi saksi kejahatan.

Ada 16 perkara yang diakhiri dengan pemusnahan hari itu. Narkotika, perlindungan anak, dan penipuan—semua kasus yang sempat mengguncang masyarakat kini dimeteraikan dengan api dan air panas. Total barang bukti narkotika mencapai 1.061,34 gram.

Kepala Kejaksaan Negeri Anambas, Budhi Purwanto, berdiri tegas di hadapan barang bukti yang akan dimusnahkan.

“Inilah akhir dari setiap perkara. Kewenangan kami bukan sekadar menuntut di ruang sidang, tapi memastikan putusan benar-benar dijalankan. Tidak boleh ada satu pun barang bukti yang kembali mencederai masyarakat,” katanya dengan suara yang dalam.

Barang bukti narkotika—sebanyak 1,6 kilogram sabu dari delapan terpidana—perlahan dimasukkan ke dalam air mendidih.

Asap panas mengepul, menebar aroma getir yang membuat siapa pun yang menyaksikan terdiam.

“Sabu kita larutkan dalam air panas mendidih, lalu kita buang. Tidak boleh ada sisa, tidak boleh ada lagi yang bisa digunakan,” ucap Budhi.

Namun, bukan hanya narkoba yang berakhir hari itu. Tumpukan pakaian—baju dan celana—yang menjadi bukti dalam kasus pencabulan ikut dilempar ke kobaran api.

Setiap helai kain yang terbakar seakan berteriak, menyuarakan luka anak-anak yang hidupnya pernah dicabik predator.

Handphone yang digunakan untuk menipu, benda kecil yang pernah menjadi alat merampas hak orang lain, ikut menghitam dalam bara.

Api melumatinya, seolah memberi jawaban bahwa tipu daya tidak akan pernah lebih kuat dari keadilan.

Suasana mencekam berubah sendu ketika Budhi menyampaikan pesan yang menyentuh dada.

“Setiap gram sabu yang musnah hari ini adalah nyawa anak bangsa yang terselamatkan. Setiap pakaian yang terbakar adalah janji kita untuk melindungi anak-anak dari tangan kotor. Dan setiap handphone yang hangus adalah peringatan: kejahatan boleh licik, tapi keadilan selalu lebih kuat.”

Kata-kata itu menancap. Beberapa mata yang hadir basah, menyadari bahwa di balik benda-benda yang tampak mati, ada begitu banyak cerita pilu yang pernah hidup.

Ada keluarga yang hancur, anak-anak yang kehilangan masa depan, dan masyarakat yang sempat diguncang.

Api dan air panas hari itu bukan sekadar alat pemusnah. Mereka menjadi simbol bahwa kejahatan tidak akan pernah dibiarkan berakar.

Anambas mengirim pesan ke seluruh penjuru: hukum ada, keadilan nyata, dan masyarakat tidak akan pernah dibiarkan berjuang sendirian.

(Prengky Tanjung)
 

Lebih baru Lebih lama