Proxinet Anambas menyediakan layanan Wifi untuk Anda, Harga Terjangkau, Hubungi 0812-7730-6663 Aneng Pilih Tetap di Perbatasan, Tolak Kursi Wakil Menteri Demi Janji ke Rakyat

Aneng Pilih Tetap di Perbatasan, Tolak Kursi Wakil Menteri Demi Janji ke Rakyat


Anambas - Desas-desus politik kembali berhembus dari Jakarta. Nama Bupati Kepulauan Anambas, Aneng, dikabarkan masuk dalam daftar usulan Partai Demokrat untuk menjadi Wakil Menteri dalam reshuffle kabinet yang santer disebut bakal dilakukan Presiden dalam waktu dekat.

Usulan itu bukan tanpa alasan. Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), disebut menilai Aneng sebagai sosok yang memiliki loyalitas tinggi dan pengalaman panjang dalam dunia pemerintahan, baik di daerah maupun di lingkaran pusat.

Bagi sebagian orang, tawaran jabatan di level nasional adalah puncak karier politik yang sulit ditolak. 

Namun tidak bagi Aneng. Di tengah gemerlap tawaran kekuasaan, ia justru memilih untuk tetap berpijak di tanah perbatasan, tempat ia menambatkan janji kepada masyarakatnya.

“Waktu reshuffle sebelumnya saya juga sempat ditawari posisi Wakil Menteri. Tapi saya menolak, karena saya sudah janji kepada masyarakat untuk membangun Anambas,” ujar Aneng dengan nada mantap, Senin (6/10).

Bagi Aneng, jabatan bukan soal gengsi, melainkan amanah. Ia merasa tanggung jawabnya di Anambas belum selesai. Daerah kepulauan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga itu, katanya, masih membutuhkan kerja keras, bukan sekadar janji.

“Anambas masih perlu banyak dibenahi. Infrastruktur, layanan dasar, dan kesejahteraan masyarakat, itu semua belum selesai. Saya ingin menuntaskan dulu pengabdian saya di sini,” ucapnya.

Sambil tersenyum, Aneng mengaku tidak ingin meninggalkan tanggung jawabnya hanya demi jabatan baru di pusat. 

“Kalau saya tinggalkan sekarang, sama saja saya mengingkari janji kepada rakyat. Itu bukan gaya saya,” katanya tegas.

Namun, bukan berarti ia menutup diri dari dinamika di pemerintahan pusat. 

Sebaliknya, Aneng bertekad untuk memanfaatkan kedekatan dengan para pejabat nasional untuk memperjuangkan lebih banyak anggaran bagi pembangunan Anambas.

“Kedekatan saya dengan pusat akan saya manfaatkan untuk kepentingan daerah. Kalau bisa menjolok anggaran lebih banyak untuk Anambas, kenapa tidak? Itu perjuangan saya,” ujar Aneng, menegaskan niatnya.

Sosok yang dikenal sederhana dan komunikatif itu memang punya sejarah panjang dengan Partai Demokrat. 

Sejak partai ini berdiri, Aneng sudah terlibat aktif dan bergaul dengan tokoh-tokoh senior. 

Ia bahkan pernah diberi amanah menjalankan peran strategis di Istana Negara di bidang komunikasi.

Kedekatannya dengan berbagai kalangan membuat Aneng disegani, bukan hanya di lingkaran partai, tapi juga di pemerintahan. 

Namun di balik semua itu, ia tetap memilih untuk “pulang” ke Anambas — tempat di mana ia merasa paling dibutuhkan.

“Saya bukan orang yang mengejar jabatan. Saya hanya ingin memastikan Anambas bisa berdiri sejajar dengan daerah lain di Indonesia,” katanya penuh semangat.

Sebagai catatan, nama-nama dari Kepulauan Riau memang tak asing dalam jajaran kabinet. 

Asman Abnur pernah menjadi Menteri PAN-RB, sementara Eko Prasojo menjabat sebagai Wakil Menteri di kementerian yang sama. 

Kini, giliran Aneng yang ditawarkan, namun ia memilih jalan berbeda: tetap di garis depan membangun daerah perbatasan.

Dan di tengah hiruk pikuk politik nasional, keputusan itu membuat sosok Aneng tampak berbeda, seorang pemimpin yang lebih memilih menepati janji di pulau-pulau sunyi, ketimbang menempuh jalan karier di ibu kota. (byu)

Lebih baru Lebih lama