Anambas — Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Kepulauan Anambas dikenal sebagai komando besar di sektor perikanan. Dari lautan luas yang mengelilingi gugusan pulau ini, nelayan Anambas setiap hari menaklukkan ombak untuk menangkap ikan-ikan segar bernilai tinggi — hasil laut yang tak hanya jadi kebanggaan, tapi juga penopang utama Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Namun, kekayaan laut tak akan berarti tanpa kekuatan kolaborasi. Dalam semangat inilah TNI Angkatan Darat melalui Koramil 02/Tarempa kembali menunjukkan kepeduliannya. Sabtu (11/10/2025), Koptu Pardenande Saputra, prajurit muda yang dikenal dekat dengan masyarakat, mendatangi langsung Kantor DPC HNSI Anambas di Desa Tarempa Barat, Kecamatan Siantan.
Pertemuan yang sederhana tapi sarat makna itu menjadi simbol kuat hubungan antara penjaga kedaulatan dan penjaga pangan laut negeri ini. Dalam suasana hangat penuh persaudaraan, Koptu Pardenande diterima langsung oleh Ketua DPC HNSI Anambas, Dedi Saputra.
Kunjungan ini bukan sekadar seremonial. Bagi TNI, kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) seperti ini adalah jantung dari pembinaan teritorial. Lewat dialog dan tatap muka, aspirasi masyarakat tersampaikan, persoalan di lapangan terurai, dan solusi bersama dirumuskan.
“TNI hadir bukan hanya di medan perang, tapi juga di tengah kehidupan rakyat,” tegas Koptu Pardenande dengan nada tegas namun bersahabat. “Kami ingin mendengar langsung dari para nelayan — pejuang laut yang setiap hari berjibaku menghadapi badai dan gelombang. Sinergi inilah yang menjadi kekuatan kita bersama.”
Ia menambahkan, nelayan bukan hanya penggerak ekonomi, tapi juga bagian dari sistem pertahanan rakyat semesta. “Nelayan adalah mata dan telinga negara di laut. Apa pun yang mencurigakan, apa pun yang mengancam wilayah kita, mereka adalah yang pertama tahu. Maka hubungan TNI dan HNSI ini sangat strategis,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPC HNSI, Dedi Saputra, menyambut hangat langkah yang dilakukan TNI. Ia menilai pendekatan humanis yang dilakukan Koptu Pardenande adalah bentuk nyata komitmen TNI untuk hadir di tengah masyarakat, bukan sekadar menjaga, tetapi juga membina.
“Kami para nelayan merasa diperhatikan. Kehadiran TNI memberi rasa aman, terutama saat kami melaut jauh hingga ke perbatasan,” ujar Dedi. “Tantangan kami bukan hanya cuaca, tapi juga potensi ancaman dari kapal asing yang kerap masuk tanpa izin.”
Ia juga menyinggung pentingnya dukungan bersama dalam memperkuat tata kelola perikanan di Anambas. “Kalau nelayan maju, PAD naik. Kalau PAD naik, kesejahteraan masyarakat ikut terangkat. Dan itu semua berawal dari laut yang aman dan tertib,” tambahnya mantap.
Selama kunjungan itu, pembicaraan berlangsung akrab. Beberapa nelayan turut hadir dan menyampaikan keluh kesah tentang harga ikan, biaya solar, hingga kebutuhan peralatan tangkap modern. Semua dicatat dengan seksama oleh Koptu Pardenande untuk disampaikan ke komando atas.
Koptu Pardenande bukan nama asing di kalangan warga Tarempa. Ia dikenal aktif dalam kegiatan sosial — dari membantu membersihkan pantai, gotong royong memperbaiki rumah warga, hingga mendukung program kebersihan desa. Sikap rendah hati itu membuatnya diterima baik di tengah masyarakat.
Di akhir pertemuan, kedua pihak sepakat memperkuat koordinasi. HNSI akan menjadi mitra strategis TNI dalam memantau aktivitas di laut, sedangkan TNI berkomitmen mendukung program kesejahteraan nelayan melalui pembinaan dan edukasi keamanan maritim.
Kehangatan pertemuan itu menjadi cerminan betapa eratnya hubungan rakyat dan tentara di wilayah perbatasan. Di Anambas, laut bukan sekadar sumber penghidupan, tapi juga garis depan pertahanan bangsa.
HNSI dan TNI berdiri dalam satu barisan: menjaga laut, menjaga kehidupan, dan menjaga kedaulatan negeri. Dari Anambas, semangat itu mengalir — membuktikan bahwa sinergi adalah kunci kekuatan Indonesia di laut.
(Prengky Tanjung)
Tags
Anambas