Proxinet menyediakan layanan Wifi untuk Anda, Harga Terjangkau, Hubungi 0812-7730-6663 Dentuman Tengah Malam dan Robohnya Pelantar Tenggiri di Tarempa Barat

Dentuman Tengah Malam dan Robohnya Pelantar Tenggiri di Tarempa Barat

Seorang lelaki sedang melintas Pelantar Tenggiri yang roboh. Foto: Anambas Today

Anambas – Malam itu sunyi, gelap hanya diselingi suara debur air laut yang biasa. Namun, tepat pukul 00.30 WIB pada Selasa, 15 Juli 2025, sebuah dentuman keras memecah kesunyian malam. 

Suara itu datang dari sisi Pelantar Tenggiri yang tiba-tiba roboh—mengagetkan warga sekitar dan menyisakan ketakutan hingga pagi menjelang.

Icha, seorang warga yang tinggal tak jauh dari lokasi, menjadi salah satu saksi mata kejadian tersebut. Ia mengaku mendengar suara ledakan seperti dentuman bom.

"Dentumannya keras sekali, kayak di medan perang," tutur Icha, yang saat itu sedang terburu-buru menuju kamar mandi. 

"Tapi saya nggak langsung cek karena pikir saya itu cuma suara biasa. Baru pagi saya tahu pelantar roboh," kata dia.

Dari pantauan di lapangan, bagian pelantar yang roboh memiliki panjang sekitar 10 meter. 

Pipa-pipa saluran air milik warga yang menempel di sisi pelantar pun turut hancur akibat ambruknya struktur tersebut. 

Beton penyangga yang telah rapuh dan termakan usia terlihat tak lagi mampu menahan beban, apalagi dengan adanya aktivitas berat di area itu.

Pelantar tersebut bukan hanya sekadar akses penghubung, tetapi juga menjadi titik penting aktivitas ekonomi warga. 

Di sinilah biasanya warga memarkir kendaraan mereka, dan tempat itu pun kerap menjadi lokasi manuver kendaraan "kaisar".

"Kami biasa parkir motor di situ. Kadang, pagi-pagi sudah ramai orang bongkar muatan dari kapal pakai kaisar. Sekarang roboh, otomatis aktivitas juga terganggu," kata Arif, warga lainnya.

Kondisi pelantar di Tarempa Barat memang menjadi kekhawatiran sejak lama. Beberapa bagian beton terlihat goyah, dan perawatan dari pihak terkait masih minim. 

Warga khawatir jika tidak ada perbaikan segera, kerusakan akan meluas dan mengancam sisi pelantar lainnya.

Bagi warga pesisir seperti di Tarempa Barat, pelantar bukan hanya jalur lalu lintas, tetapi juga bagian dari denyut nadi kehidupan mereka. 

Kerusakan ini pun menjadi alarm keras agar perhatian terhadap infrastruktur maritim di Anambas tidak lagi diabaikan.

Pemerintah Kabupaten Anambas bersama instansi terkait diharapkan segera turun tangan—tak hanya melakukan evakuasi puing atau pengamanan lokasi, tetapi juga menyusun rencana perbaikan jangka panjang.

Karena, dentuman keras tengah malam kemarin bukan hanya sinyal robohnya kayu dan beton—tetapi juga peringatan akan pentingnya merawat akses vital bagi masyarakat pesisir. (san)

Lebih baru Lebih lama