Proxinet menyediakan layanan Wifi untuk Anda, Harga Terjangkau, Hubungi 0812-7730-6663 Anambas: Negeri yang Merdeka dari Listrik

Anambas: Negeri yang Merdeka dari Listrik

Wisnu Een

 Opini by Wisnu Een

Di bulan kemerdekaan ini, ketika seantero negeri bersiap merayakan kebebasan dari penjajahan, masyarakat Tarempa tampaknya merayakan bentuk kemerdekaan yang lebih esensial: kemerdekaan dari listrik.

Ya, jangan iri. Di saat warga kota besar menderita karena tagihan listrik yang tinggi, warga Tarempa justru diberi anugerah dan diskon dalam membayar listrik, dengan pemadaman hingga 10 jam per hari. Gratis. Tanpa syarat. Tanpa kompromi. Bahkan PLN pun tampaknya sedang melatih warga menjadi lebih tangguh dalam menghadapi gelap, dengan slogan yang mungkin cocok: “Terang itu Privilege.”

Tak perlu khawatir soal kulkas, karena makanan tak akan sempat busuk, sebab sudah tidak bisa disimpan sedari awal. Tak usah pusing tentang AC atau kipas angin, karena udara panas dan keringat adalah guru kehidupan yang mengajarkan makna ketekunan. Dan anak-anak? Mereka dilatih sejak dini untuk belajar dalam kondisi darurat, seolah sedang mengikuti pelatihan menjadi relawan bencana nasional.

Yang lebih menarik, pemadaman ini seolah menjadi bagian dari paket wisata eksklusif bagi siapapun yang berkunjung. “Rasakan sensasi kehidupan tanpa listrik di abad ke-21!” Sebuah pengalaman otentik yang tak bisa ditemukan di Jakarta atau Bali.

Kita juga patut berterima kasih kepada PLN yang terus berinovasi dalam keheningan. Setiap kali masyarakat bertanya, jawabannya seperti teka-teki silang level dewa: "Masih Proses", "Gangguan Teknis", atau yang paling legendaris, "Menunggu Mesin dari Pusat". Sebuah bentuk komunikasi yang menantang intelektual masyarakat, mereka diajak untuk memahami makna-makna tersirat, bukan hanya teks harfiah.

Apalagi menjelang 17 Agustus, pemadaman ini bisa jadi bentuk penghormatan terhadap para pejuang kemerdekaan. Dulu mereka berjuang dalam gelap, dan kini kita diajak ikut merasakan dengan cara yang lebih modern tentunya, dengan Lampu Emergency dan Powerbank di Smartphone tentunya.

Dan perlu dicatat, pemadaman listrik bukan barang baru di Anambas. Ini bukan sekadar gangguan musiman. Ini seperti "Warisan Budaya Tak Benda" yang diwariskan dari tahun ke tahun. Warga Anambas bahkan punya semacam insting khusus, mereka tahu kapan listrik akan padam, bahkan sebelum pengumuman datang. Bagi masyarakat Anambas, listrik itu bukan kebutuhan, tapi kejutan.

Jadi, mari kita angkat topi untuk PLN dan semua pihak yang terlibat dalam misi suci ini. Tarempa bukan hanya pulau terluar, tapi juga terdepan dalam semangat mandiri energi, meski tanpa energi. Dalam gelap, kami tetap bersinar, dengan Lilin serta Pelite dalam bahasa melayu.

Selamat Hari Kemerdekaan. Jangan lupa matikan lampu, atau tunggu saja. Nanti juga padam sendiri.

Lebih baru Lebih lama