Proxinet Anambas menyediakan layanan Wifi untuk Anda, Harga Terjangkau, Hubungi 0812-7730-6663 Secangkir Kopi, Sejuta Harapan: Kisah Komsos Koptu Pardenande di Tarempa

Secangkir Kopi, Sejuta Harapan: Kisah Komsos Koptu Pardenande di Tarempa

Koptu Pardenande saat berbincang dengan Fahri Hidayat di Ester.

Anambas – Sore itu, Warung Kopi Ester di Kelurahan Tarempa tidak hanya menjadi tempat biasa untuk menyeruput kopi.

Di meja kayu sederhana, dua sosok duduk berhadapan. Koptu Pardenande Saputra, seorang prajurit TNI dari Koramil 02/Tarempa, dan Fahri Hidayat, mantan anggota DPRD Anambas, larut dalam perbincangan yang hangat namun sarat makna.

Di balik kesederhanaan pertemuan itu, tersimpan kisah tentang kepedulian dan tanggung jawab. Pardenande datang bukan hanya sebagai tentara yang berseragam, tetapi sebagai anak bangsa yang ingin mendengar denyut hati masyarakatnya.

"Kami di TNI bukan hanya menjaga batas negeri, tapi juga hati masyarakat kami sendiri," ucap Pardenande lirih, seolah kalimat itu menyimpan beban pengabdian yang begitu besar.

Bagi Fahri Hidayat, sosok prajurit yang tak lagi muda itu adalah cermin harapan. Dalam obrolan mereka, terucap keresahan warga tentang pembangunan, rasa cemas akan ketentraman, hingga keinginan sederhana agar anak-anak Anambas bisa tumbuh di lingkungan yang aman dan damai.

Sementara cangkir kopi mereka mulai dingin, perbincangan kian menghangat. Tidak ada jarak, tidak ada sekat.

Seorang prajurit duduk setara dengan seorang tokoh masyarakat, sama-sama mengulurkan tangan demi kebaikan kampung halaman.

Koptu Pardenande paham betul, tugas menjaga negeri tidak selalu di garis depan pertempuran.

Kadang, justru di sudut warung kopi, ia bisa menemukan arti sejati dari kata “pengabdian”. Di situ, ia mendengar suara rakyat yang tulus, yang seringkali lebih jujur dari pidato-pidato besar di panggung pemerintahan.

"Kalau bukan kita yang mendengar, siapa lagi?" ucapnya, menatap jauh ke arah laut biru yang membentang, seolah membayangkan masa depan Anambas yang damai.

Pertemuan itu mungkin tampak sederhana bagi orang lain. Namun bagi mereka, itu adalah sebuah jembatan hati.

Komsos bukan sekadar program, melainkan ikatan emosional yang menyatukan TNI dan rakyatnya.

Dan di Warung Kopi Ester sore itu, kehangatan hadir bukan hanya dari secangkir kopi, melainkan dari sebuah keyakinan: bahwa Anambas akan terus berdiri kokoh selama ada orang-orang yang mau mendengar, peduli, dan berjuang dengan hati. (ron)

Lebih baru Lebih lama