Proxinet menyediakan layanan Wifi untuk Anda, Harga Terjangkau, Hubungi 0812-7730-6663 Letjen TNI Kunto Telusuri Jejak Bom Tua di Museum Lanal Tarempa

Letjen TNI Kunto Telusuri Jejak Bom Tua di Museum Lanal Tarempa

Pangkogabwilhan I, Letjen TNI Kunto Arief Wibowo saat berkunjung ke Museum Lanal Tarempa.

Anambas – Suasana hening menyelimuti Museum Lanal Tarempa saat Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I melangkahkan kaki ke dalam, Jumat (15/8). 

Didampingi Bupati Kepulauan Anambas, Aneng, dan Danlanal Tarempa, Letkol Laut (P) Ari Sukmana, pandangannya tertuju pada benda-benda besi yang menyimpan luka masa lalu: bom peninggalan Jepang dari tahun 1941 dan sebuah meriam tua yang masih menyisakan peluru di dalamnya.

Bom itu diam, tetapi kisahnya menggelegar. Meriam itu bisu, namun bekas dentumannya masih terngiang. 

Di balik karat yang melapisi, tersimpan memori getir tentang penjajahan, tentang anak negeri yang gugur, tentang laut yang pernah bergetar oleh perang.

“Saya bangga dengan Lanal Tarempa yang peduli akan sejarah,” ucap Pangkogabwilhan I, suaranya tegas namun penuh haru.

Ia lalu mengajak masyarakat agar tak menyimpan peninggalan sejarah sendirian di sudut rumah. 

“Bawalah ke museum, agar sejarah ini dijaga. Agar anak cucu kita tahu, bahwa kemerdekaan ini dibayar dengan darah dan nyawa,” katanya.

Namun, kunjungan itu tak berhenti hanya pada renungan. Pangkogabwilhan I menyalakan api semangat kepada prajurit Lanal Tarempa. 

“Tetaplah siaga menjaga kedaulatan rakyat,” pesannya—sebuah kalimat yang menggema, seolah menghubungkan arwah pejuang 1941 dengan para penjaga lautan hari ini.

Di luar, laut Anambas beriak tenang. Tapi di dalam museum, bom tua dan meriam sunyi itu masih berbicara—tentang luka yang tak boleh dilupakan, tentang perjuangan yang harus diteruskan, dan tentang semangat yang wajib dijaga. 

Sejarah tidak sekadar untuk dikenang, melainkan untuk membakar keberanian generasi penerus agar tetap berdiri tegak menjaga tanah air. (byu)

Lebih baru Lebih lama