Proxinet menyediakan layanan Wifi untuk Anda, Harga Terjangkau, Hubungi 0812-7730-6663 Melihat Bupati Aneng Goreng Pisang Untuk Rakyat

Melihat Bupati Aneng Goreng Pisang Untuk Rakyat

Bupati Anambas, Aneng saat menyajikan pisang goreng. Foto: Junaidi

Anambas – Riuh gelak tawa Festival Jongkong Layar di Desa Nyamuk, Kecamatan Siantan Timur, Senin (18/8/2025), mendadak berganti hening sejenak ketika aroma gorengan menyeruak dari sebuah lapak sederhana di tepi pantai. 

Di balik asap tipis, seorang lelaki dengan kemeja putih lengan panjang tampak membalik pisang goreng di atas wajan panas.

Lelaki itu bukan pedagang biasa. Ia adalah Bupati Kepulauan Anambas, Aneng. 

Orang nomor satu di kabupaten itu berdiri di tengah dapur darurat, berbaur dengan ibu-ibu rumah tangga, tanpa panggung, tanpa protokol, hanya dengan senyum sederhana dan tangan yang cekatan memegang spatula.

“Biar tambah seru, saya ikut goreng juga. Kalau cuma lihat lomba rasanya kurang lengkap tanpa mencicipi makanan khas warga,” ujarnya, membuat pemilik lapak terbahak haru, seolah tak percaya dapurnya yang sederhana menjadi tempat seorang pemimpin memasak.

Di sekitarnya, warga menatap dengan campuran kagum dan terharu. Kamera ponsel terangkat, merekam momen langka yang seakan meruntuhkan sekat antara pemimpin dan rakyat. 

Marina, sang pemilik lapak, bahkan nyaris menitikkan air mata.

“Senang sekali bisa lihat langsung, apalagi bapak pejabat mau turun tangan membantu kami. Rasanya festival ini benar-benar jadi milik bersama,” katanya lirih, senyumnya malu-malu namun penuh makna.

Safrudin, salah seorang pengunjung, pun mengaku takjub. “Biasanya cuma lihat beliau di acara resmi, pakai jas, pidato panjang. Ternyata bisa juga goreng pisang, tidak canggung, dan akrab sekali dengan masyarakat. Rasanya seperti duduk bersama keluarga,” ucapnya pelan, menahan haru.

Festival Jongkong Layar memang selalu menjadi ajang budaya bahari, lomba perahu layar di laut yang megah. 

Namun tahun ini, kehangatan justru hadir di daratan. Dari tenda penonton yang penuh gelak tawa, deretan kuliner lokal yang ramai, hingga sebuah lapak kecil yang dipenuhi aroma pisang goreng hangat.

Momen sederhana itu menyampaikan pesan yang jauh lebih dalam: kepemimpinan bukan hanya soal berdiri di atas podium, melainkan keberanian untuk turun ke bawah, menyentuh kehidupan rakyat, bahkan lewat sepotong pisang goreng di wajan panas.

Dan di Desa Nyamuk, pisang goreng hangat itu bukan sekadar kudapan. 

Ia menjadi simbol kebersamaan, pengikat hati antara pemimpin dan rakyat, yang tak lagi terpisah oleh jabatan maupun jarak. (jun)


Lebih baru Lebih lama