Dalam lomba bergengsi bertema “Dari Kepri untuk Indonesia”, Ismail tampil menonjol lewat tulisannya berjudul “Menanti Mimpi Lumbung Ikan Terbesar di Indonesia, Dari Laut Kepri untuk Nusantara”. Tulisan tersebut dinilai juri unggul dari sisi kekuatan data, analisis tajam, serta gaya bahasa yang inspiratif.
“Alhamdulillah, ini capaian yang sangat berarti. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi masyarakat Kepri dan memberi motivasi untuk terus berkarya,” ujar Ismail usai menerima penghargaan.
Kemenangan ini semakin istimewa karena Batam Pos mampu mengungguli media besar, termasuk Antara, yang selama ini kerap mendominasi ajang serupa. Fakta itu menegaskan kualitas karya wartawan daerah yang tidak kalah bersaing di level nasional.
Ketua Panitia RDK Awards 2025, Nizamul Akhyar, menyebut kompetisi ini diikuti ratusan peserta dari Kepri, Riau, Kalimantan, Bangka hingga daerah pesisir Sumatra. Ia menegaskan, dewan juri bekerja ketat memilih karya terbaik di antara karya-karya unggulan yang masuk.
“Rata-rata peserta menampilkan tulisan rapi, terstruktur, dan penuh gagasan. Tapi tentu saja harus ada yang terbaik di antara yang terbaik, dan kali ini jatuh pada Batam Pos,” ungkap Nizamul.
Menurutnya, tingginya antusiasme peserta menjadi bukti bahwa dunia kepenulisan masih diminati banyak kalangan. Ia berharap RDK Awards dapat terus digelar tiap tahun sebagai ajang bergengsi yang menumbuhkan kembali budaya menulis di Indonesia.
“Semoga RDK Awards menjadi pelopor untuk menghidupkan semangat menulis di semua lapisan masyarakat. Itu harapan besar kami,” tutupnya.
Kemenangan Mohammad Ismail bukan hanya kebanggaan Batam Pos, tetapi juga bukti bahwa karya jurnalistik dari daerah bisa berbicara banyak di pentas nasional. (byu)