![]() |
Atlit asal Lingga, Naisa (paling kanan) foto bersama dengan rekannya usai memastikan juara di KTMI Cup 2025. |
Anambas – Sorak sorai penonton pecah di lapangan voli Desa Tiangau, Kecamatan Siantan Selatan, saat wasit meniup peluit panjang. Skor akhir 3-1 untuk IKAMATA.
Sebuah kemenangan yang tak hanya menghadirkan piala dan hadiah Rp 12 juta, tetapi juga kebanggaan yang membekas di hati warga Desa Tarempa Barat.
Di balik kemenangan itu, ada nama Naisa, atlet voli asal Kabupaten Lingga yang menjadi roh permainan IKAMATA.
Dengan kecerdikan dan kepiawaiannya membaca arah bola, ia mampu menghidupkan tempo permainan.
Blok-bloknya yang rapat membuat serangan lawan dari tim ARF—yang digadang-gadang sebagai tim unggulan—berulang kali kandas.
Padahal, tak sedikit yang meragukan langkah IKAMATA sejak awal turnamen. Mereka sempat dianggap hanya "kambing hitam", tim yang sekadar meramaikan persaingan.
Komposisi pemainnya campuran, merangkul sejumlah atlet voli dari berbagai daerah di Kepri. Namun justru kekompakan inilah yang menjelma menjadi kekuatan baru.
Final malam itu benar-benar menguras emosi. Set demi set berlangsung menegangkan, dengan saling balas serangan.
Penonton dibuat berdiri, bertepuk tangan, bahkan menahan napas. Namun setiap kali ARF mencoba bangkit, permainan cerdas IKAMATA selalu menemukan celah untuk mematahkan.
Bagi Naisa, kemenangan ini bukan sekadar soal piala. Ada air mata yang menetes di sudut lapangan, menyadari bahwa kerja keras, latihan panjang, serta rasa percaya diri yang sempat goyah akhirnya terbayar lunas.
“Kami hanya ingin menunjukkan bahwa tidak ada yang mustahil kalau kita percaya pada tim dan terus berjuang,” ujarnya lirih, matanya berkaca-kaca.
Kemenangan IKAMATA juga membawa kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat Tarempa Barat.
Warga menyambut dengan bangga, seolah kemenangan itu adalah milik bersama.
Dukungan sponsor seperti Proxinet Anambas dan Batam Pos pun menjadi bahan bakar semangat, membuktikan bahwa kebersamaan mampu melahirkan prestasi.
Hari itu, lapangan voli di Tiangau bukan hanya saksi kemenangan sebuah tim.
Ia juga saksi kisah tentang perjuangan, tentang bagaimana tim yang dianggap sebelah mata bisa berdiri tegak di podium juara.
Dan nama Naisa, atlet muda dari Lingga, kini tertulis dalam cerita itu—sebagai simbol bahwa mimpi bisa digapai, meski jalan menuju ke sana penuh kerikil. (byu)
Tags
Anambas