Proxinet menyediakan layanan Wifi untuk Anda, Harga Terjangkau, Hubungi 0812-7730-6663 Ihsan Imaduddin Luncurkan Program “Kita Semua Potong Leher” sebagai Simbol Perlawanan terhadap Korupsi

Ihsan Imaduddin Luncurkan Program “Kita Semua Potong Leher” sebagai Simbol Perlawanan terhadap Korupsi

Ihsan Imaduddin

Tanjungpinang – Aktivis muda sekaligus pegiat sosial, Ihsan Imaduddin, secara resmi meluncurkan sebuah gerakan bertajuk “Kita Semua Potong Leher” pada Kamis, (24/7). 

Program ini menjadi kampanye simbolik yang menyulut semangat nasionalisme dan membakar semangat masyarakat untuk melawan praktik korupsi yang telah lama menjadi momok pembangunan di Indonesia.

Dalam pernyataannya, Ihsan menjelaskan bahwa nama program ini memang dipilih secara provokatif, namun sarat makna. 

"Ini bukan seruan kekerasan, tapi sindiran tajam dan simbolik terhadap perilaku korup. ‘Potong leher’ adalah bentuk metafora: kita harus siap memutus rantai korupsi, bahkan jika itu menyakitkan,” ujar Ihsan di hadapan sejumlah aktivis, pelajar, dan tokoh masyarakat.

Gerakan ini dirancang untuk menyasar generasi muda agar tidak permisif terhadap praktik korupsi dalam bentuk apa pun, mulai dari skala kecil hingga besar. 

Dalam program ini, Ihsan menggagas sejumlah kegiatan seperti Kelas integritas di sekolah dan kampus, Kampanye media sosial dengan tagar #PotongLeherKorupsi, Aksi teatrikal yang menggambarkan penderitaan rakyat akibat korupsi dan Serta deklarasi anti-korupsi yang ditandatangani oleh tokoh-tokoh muda lintas daerah.

"Semangat nasionalisme bukan hanya soal mencintai tanah air, tapi juga soal menjaga martabat bangsa dari kejahatan sistemik seperti korupsi. Kita harus tegas: jika ada yang korup, maka konsekuensinya harus jelas. Kalau perlu, secara moral, kita sepakat untuk ‘potong leher’ sikap permisif dan budaya diam itu,” tambahnya.

Program “Kita Semua Potong Leher” diharapkan menjadi gerakan moral yang menggugah kesadaran kolektif masyarakat. 

Ihsan juga berharap gerakan ini bisa menjadi tekanan moral dan sosial kepada para pemangku kebijakan untuk tidak main-main dengan kepercayaan publik.

Gerakan ini akan dijalankan secara nasional dan terbuka untuk kolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat, mulai dari komunitas, media, pelajar, akademisi, hingga lembaga pemerintahan yang memiliki semangat anti-korupsi yang sama.

"Ini tentang kita semua. Jika kita diam, kita ikut bersalah. Tapi kalau kita bersatu, korupsi bisa kita kalahkan," tutup Ihsan dengan tegas. (red)

Lebih baru Lebih lama